Kamis, 15 Oktober 2009

MAKRAME


Makrame
Definisi:
1. bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai
2. kerajinan tangan simpul-menyimpul dengan menggunakan berbagai macam benang
Rujukan KBBI
mak•ra•me /makramé/ n 1 bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dng membuat berbagai simpul pd rantai benang tsb sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai; 2 kerajinan tangan simpul-menyimpul dengan menggunakan berbagai macam benang
Makrame bisa berasal dai kata Arab Mucharam yang artinya susunan kisi-kisi, atau dari istilah Turki ‘Makrama” yang bisa diartikan rumbai-rumbai atau bisa juga dari kata “migrama” yang berarti penyelesaian akhir garapan lap dan selubung muka dengan simpul. Di Arab makarame telah mencapai puncaknya di abad 13. Penggunaan kata “arabeschi” atau “moreschi” menunjukkan bahwa makrame berasal dari Arab bagian timur. Namun di Sisiria makrame telah ditemukan pada sebuah relief yang diperkirakan telah ada sebelum 850 sebelum Kristus, tetapi belum digunakan sebagai dekorasi.
Kerajinan tekstil yang berbahan aneka tali yang juga dikenal dengan istilah macramé merupakan seni kerajinan memanfaatkan karakter tali untuk kemudian dengan teknik simpul dan anyam dibentuk menjadi benda hias maupun pakai. Banyak orang menganggap tali hanya berfungsi sebagai benda fungsional yang erat, kaitannya dengan aktivitas sehari-hari, mulai dari pengikat barang agar rapi dan kuat sampai untuk berolahraga. Pernahkan terpikir oleh Anda untuk memanfaatkan tali menjadi barang yang unik, fungsional, serta bernilai seni dan bemilai jual ?
Melalui sentuhan kreatif, tali yang dianggap sebagai benda sederhana, bisa disulap menjadi aneka kreasi yang sangat menakjubkan. Aneka hiasan, benda fungsional, sampai aksesori pribadi dapat diciptakan hanya dari "seutas tali". Mungkin Anda penasaran atau merasa aneh. jangan sampai terjadi. Karena dengan modal keuletan, ketekunan, dan Imajinasi yang kreatif, Anda pun pasti bisa melakukannya.
Tali sebagai bahan utama sangat mudah diperoleh. Selain itu, harganya pun sangat murah. lika Anda ingin memanfaatkan tali yang sudah tidak terpakai, bekas saja bisa. Dengan cara ini, Anda dapat menghemat biaya yang dikeluarkan. Akan tetapi, jika Anda ingin menciptakan barang yang lebih bermutu, tentunya tali yang baru tentu menjadi pilihan yang lebih baik.
Jenis tali yang dapat Anda gunakan dalam kreasi ini, antara lain: tali tambang plastik, tali koor, dan sumbu kompor. Semuanya mudah diperoleh. Yang pasti, harganya terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

A. Bahan
A. 1 Jenis Bahan Tali

1. Katun
2. Linen
3. Pute
4. Acrylic
5. Nilon
6. Serat





A.2 Jenis Tali

1. Tali Tambang/Tampar
2. Tali koor
3. Tali sumbu kompor
4. Tali Rafia
5. Tali pancing
6. Tali serat (Sisal)
7. Tali wol
8. Tali Kulit
9. Tali Benang katun, dll

10. Bahan pelengkap / assesories missal gantungan tas, kancing, resleting, dll

B. Alat

1. Gunting
2. Korek api
3. Meteran
4. Sikat Gigi
5. Jarum penthul
6. Lilin
C. Simpul Dasar
Dalam anyam tali / makrame tali-tali kebanyakan dikerjakan hanya dengan tangan. Pada saat menganyam terdapat dua Jenis tali dilihat dari tali yang dikerjakan. Tali-tali yang diletakkan / ditaruh dan tidak dianyamkan disebut tali taruhan. Sedangkan tali yang aktif dianyamkan / digarapn pada tali taruhan disebut tali garapan. Sebenarnya makrame hanya terdiri dari 2 simpul dasar yaitu simpul pipih dan simpul tali bedil namun seiring dengan berkembangnya kreasi makrame muncullah simpul-simpul seperti berikut :

C.1 Simpul Pembuka (Permulaan)

1. Simpul Jangkar
 Kaitkan Tali pada sepotong kayu/pensil/ tali yang dibentangkan
 Simpul ini bisa dibuat secara berantai ke samping untuk memperlebar jarak antar tali.
 Tali/kayu yang dibentangkan dapat diganti dengan ring/ gelang

2. Simpul Pangkal
• Kaitkan Tali pada sepotong kayu/pensil/ tali yang dibentangkan
• Simpul ini bisa dibuat secara berantai ke samping untuk memperlebar jarak antar tali.
• Tali/kayu yang dibentangkan dapat diganti dengan ring/ gelang


2. Simpul Baling-baling
• Letakkan dua tali saling bersilangan
• Salah satu tali (tali A) kedua ujungnya tekuk/lipat sehingga berbentuk seperti huruf S.
• Tali yang lain (tali B) kedua ujungnya tekuk/lipat ujungnya dengan disusupkan tali (A) yang sudah berbentuk huruf S.
• Kencangkan dan semua ujung jadikan satu.

3. Laso (Ganda)
• Tekuk salah satu tali (A) menjadi dua dan silangkan ujungnya sehingga pada bagian tekukannya membentuk seperti tetes air (runcing).
• Tekuk tali yang lain (B) dan susupkan kedua ujungnya pada laso pertama sambil tali kedua (B) dibentuk menjadi laso juga.
4. Simpul tiang

C.2 Simpul Inti (Pembentuk benda)
1. Spiral (Kordon/tali bedil), spiral ganda (kordon/tali bedil),

2. Spiral pipih

3. Simpul pipih : untuk membentuk lembaran anyaman tali.
4. Simpul Jangkar
5. Simpul pangkal : untuk membentuk garis-garis atau bidang variasi. Merupakan Simpul kkordon/tali bedil yang hanya terdiri dari 2 belitan.
6. Simpul Wampan merupakan pengembangan simpul pangkal dan kkordon yang membenntuk pola belah ketupat bersusun.

7. Simpul Cavandoli (ditemukan oleh Valentina Cavandoli dari Turijn) merupakan penegembangan simbul kkordon dan pangkal yang membentuk motif tertentu dengan kombinasi minimal dua warna

8. Laso ganda : variasi isian / bisa diganti monte/manik-manik dan berbagai simpul dekorasi unik misal : bola, kancing cina, dll

C.3 Simpul Penutup (Finishing)
1. Simpul pipih
2. Laso / tali mati
3. Simpul tiang :
• Satukan ujung tali
• Siapkan sepotong tali lain (pengikat) kira-kira 40 cm dan tekuklah.
• Satukan tali pengikat dengan ujung tali-tali yang telah disatukan.
• Salah satu ujung tali pengikat belitkan pada kelompok tali, mulailah dengan jarak kira-kira 2 cm dari tekukan/lipatan tali pengikat, ke arah tekukan/lipatan tali pengikat

Tips :
1. Menentukan Panjang Tali ; buat satu pola yang akan diulang-ulang misal satu lengkungan
Ukur panjang satu pola tersebut dan tandai batas pola dengan ballpoint.
Bongkar simpul dan ukur tanda batas pola yang terpanjang.
Jika panjang batas pola adalah 5 cm dan panjang tali setelah dibongkar dari anyaman satu pola adalah 10 cm, maka karya/benda yang panjangnya 50 cm dibutuhkan tali 10 cm kali 10 ditambah panjang tali simpul awal(pangkal) ditambah rumbai (jika pakai rumbai) ditambah panjang simpul penutup ditambah kelebihan/toleransi 10-25 % panjang tali.
2. Jika mengawali menggunakan gasper maka tali disimpul pada gasper terlebih dahulu.
3. Jika ikat pinggang tanpa gasper anyaman dimulai dari tengah tali ke ujung dengan mengikat tengah tali terlebih dahulu.
4. Awal anyaman dapat menggunakan kerangka maupun tidak. Jika tidak menggunakan kerangka salah satunya dapat menggunakan simpul pipih secara langsung.

5. Tas dengan tutup cara menganyamnya dimulai dari tutupnya terlebih dahulu.

6. Sambungan tali dilakukan dengan melelehkan kedua ujung tali secara bersamaan dengan korek api dan sedapat mungkin diletakkan secara tersembunyi baik didakam simpul maupun dibagian dalam benda agar terlihat rapi. Sambungan tali sebaiknya tidak sejajar dengan sambungan lain yang berdekatan, maka jika terdapat lebih dari satu tali yang akan disambung maka panjangnya harus dibuat berbeda dengan menguranginya.

Contoh Kreasi Makrame
A. Buah Jagung
Bahan
• Tali koor atau satin warna kuning
• benang jahit
Alat
• Gunting
• Sikat gigi

Cara membuat
1. Potong tali 2 meter (tali A), lipat jadi dua lipatan, lalu simpulkan.
2. Turun jarak 2 cm, simpulkan tali A kembali. Dua tali yang terjuntai dinamakan Al dan A2 (untuk biji jagung).
3. Potong tali (tali B) sepanjing 30 cm sebanyak empat utas, (untuk tulang jagung).
4. Selipkan tali-tali B pada tali At dan A2, lalu ikat tali-tali B pada bagian tengah dengan menggunakan tali A1 dan A2. Delapan tali B yang terjuntai selanjutnya diberi nama B1, B2, B3, B4, B5,B6, 57, dan B8 (untuk tulang jagung).
5. Anyam tali-tali tersebut. Caranya, apit tali 51 oleh tali Al don A2, kemudian tali Al don A2 disilangkan, lalu apit tali B2 oleh tali Al dan A2, kemudian tali Al dan A2 disilangkan. Lakukan hal yang sama pada tali 83, B4, 85, 66, B7, don 58 (memutar) hingga terbeantuk satu deret biji jagung.
6. Cara mengerjakannya:seterusnya sama, panjang jagung selera masing-masing.
7. Ikat tali-tali sisa dengan benang. Uraikan tali-tali sisa tersebut, lalu sikat dengan sikat gigi sehingga, menjadi seperti bulu jagung.
8. Untuk pemanis bisa dipasang tali emas warna hijau pada pangkal jagung.

Ikat Pinggang
Oleh : Asmaul Mufida XII IPS 4 - MAN 3 Kediri 2008/2009

A. Tentang Karya
1. Jenis karya: Ikat pinggang
2. Bahan : Tali kur
3. Alat : Korek api
4. Warna : Coklat muda dan coklat tua
5. Panjang : 150 cm
6. Lebar : 5 cm
7. Hasil :

B. Bahan dan Alat
1. Tali kur warna coklat tua dengan panjang 330cm x 6 buah.
2. Tali kur warna coklat muda dengan panjang 330cm x 4 buah dan 310cm x 2 buah.
3. Enam buah monte kayu ukuran sedang.
4. Dua buah benik bathok.
5. Korek api.
C. Simpul yang Digunakan
1. Simpul Pangkal/kkordon
2. Simpul pipih
3. Simpul mati/laso
4. Simpul tiang

D. Langkah – langkah

1. Ambil dua buah tali ukuran 310 cm. Ikatkan simpul empat pada bagian tengah kedua tali tersebut. Tali ini dijadikan sebagai sumbu dari tali –tali yang lain.

2. Susunlah tali – tali yang lain pada sisi kiri dan kanan tali sumbu. Dua buah tali warna coklat muda di bagian dalam dan tiga buah tali warna coklat tua di bagian luar.

3. Ikatkan simpul empat pada tali sumbu dari tali – tali yang lain.

4. Setelah sampai pada tali paling ujung, ikatkan simpul mati untuk mengunci.

5. Ikatkan simpul mati lagi dengan jarak 0,5 cm dari simpul mati awal.

6. Ikatkan simpul dua pada tali yang berada di sebelah dalam kemudian dikaitkan pada tali pada bagian tepi dengan simpul dua juga hingga terbentuk tiga simpul.

7. Sisipkan monte kayu pada tali bagian dalam. (monte tidak diberikan pada setiap formasi, tetapi berjarak satu formasi)

8. Kunci dengan simpul pipih.

9. Setelah selesai dengan simpul dua, lanjutkan dengan simpul empat pada tali – tali tersebut hingga terbetuk satu formasi lengkap.

10. Lanjutkan membuat formasi – formasi lengkap hingga sepanjang yang diinginkan.

11. Tambahkan sebaris tali dengan simpul empat pada formasi paling ujung yang bersumbu pada tali paling tepi.

12. Tambahkan benik bathok dari tali terdalam.

13. Gunakan tali lain sepanjang 20 cm sebagai simpul penutup.

14. Setelah semua selesai, sulut ujung seluruh tali dengan korek api agar tidak terurai.

“MINI BAG”
Oleh:
Maftachul Jannah (07) XII Bahasa 2008/2009
Hanum Muhibatun Nafisa 12)

A. Bahan
1.Tekstur : Warna biru tua 4 x 40 m =160 m
2. Potongan hanger (gantungan baju)
3. Lem
B. Simpul

1. Simpul Bedil
2. Simpul Pipih
3. Simpul Kordon
4. Simpul Pangkal
5. Simpul Jangkar

C. Langkah Pengerjaan
• Hanger dipotong 2 x 25 cm dan potong tali sepanjang 2,5 m untuk membuat badan tas.
• Tali disimpulkan ke hanger semuanya dengan simpul jangkar. Kemudian disimpul dengan simpul pipih yang saling menyambung antara tali ke tali lain dan cara menyambungkan antara tas bagian depan dan belakang juga menggunakan simpul pipih tapi tali taruhannya ditarik hingga terlihat rapi. Simpul pipih digunakan pada semua badan tas.
• Setelah ukuran badan cukup, pada paling akhir dari badan tas dibuat tali pangkal memutar.
• Untuk penutup bawah digunakan lagi simpul pipih (2 kali simpul) kemudian tali bagian belakang tas dan bagian belakang tas digabung dengan cara ambil 2 tali dari belakang dan depan yang lurus. Dari gabungan tali tadi disimpul pipih demikian juga yang lain hingga atas bagian bawah tertutup.
• Bagian paling bawah dari tas diberi hiasan rumbai-rumbai dari tali lebihan badan tas yang diikat hingga terlihat rapi.(Gb. 1)
• Tutup tas dibuat dingan simpul yang sama dengan badan tas yaitu simpul odor dan diberi simpul tali bedil. Pada bagian tepi tutup dan pada tutup bagian bawah disimpul pangkal.(Gb. 2)
• Agar tas tidak terbuka paling bawah dari tutup diberi pengunci tas yang memakai simpul pipih dan simpul tali bedil.(Gb.2)
• Bagian paling akhir gantungan pada tas hanya menggunakan simpul kordon saja dan digabung dengan bagian kanan kiri tas yang paling atas.
• Finished.

Gb.1
Gb.2
Berbagai Tas dan Sabuk Makrame

Sumber Pustaka

Wardana, Enen. 2003: Aneka Kreasi dari Tali. Puspa Swara. Jakarta.
Widyati. 2007 : Macrame. Tiara Aksara. Jakarta.
Saraswati. 1986 : Seni Makrame I. Bhratara Aksara. Jakarta.
Laporan Tugas Ketrampilan Siswa MAN 3 Kediri Tahun Kelas XII tahun Pelajaran 2008/2009.
Serta dari berbagai web dan blog
Downloads Makrame 1. Via File Factory Jika downloads tidak berjalan otomatis copy link ini http://www.filefactory.com/file/b06f529/n/Makrame_pdf Downloads Makrame Via Ziddu : Download Makrame Part 1
Download Makrame Part 2
Download Makrame Part 3
Atau jika downloads tidak berjalan otomatis Copy link berikut ke URL :
Part 1 : http://www.ziddu.com/download/8836088/Makrame1.pdf.html
Part 2 : http://www.ziddu.com/download/8836112/Makrame1b.pdf.html
Part 3 : http://www.ziddu.com/download/8836135/Makrame2.pdf.html
Gimana sih caranya agar punya file yang bisa di download orang lain and dapat duit? daftar ke ziddu lewat sini saja Di sini

Senin, 10 Agustus 2009

CLAY



Clay
Sebuah istilah yang agak asing bagi kebanyakan orang...
Sebenarnya istilah clay berasal dari seni kerajinan keramik. Sebutan clay diperuntukkan bagi bahan keramik siap pakai berupa tanah liat yang telah melalui proses pengolahan sehingga memiliki sifat liat/lentur serta mudah dibentuk. Bahkan tanah liat bahan keramik siap pakai ini juga diperjualbelikan di sentra-sentra industri keramik dalam bentuk bulat seperti bola dengan berat tertentu yang disebut ball clay.

Karena telah menjadi salah satu mata dagangan ball clay mulai dikenal masyarakat. Banyak sekolah yang memanfaatkan clay sebagai media pembelajaran bagi siswanya. Ball clay menjadi semakin dibutuhkan, karena sifat ball clay yang mudah dibentuk menjadikannya sebagai alternatif media melatih daya kreatifitas anak yang fleksibel. Sebagai media pembelajaran kreatifitas ball clay memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Ball Clay yang dapat dibeli sentra industri keramik umumnya sudah dibersihkan dari material-material yang dapat mengganggu proses berlatih kreatif.
Bentuk ball clay yang bulat memudahkan mobilisasi bahan tersebut ke berbagai tempat. Kadar air dalam ball clay biasanya sudah dikondisikan siap pakai artinya tidak terlalu lembek atau keras. Namun ball clay juga memiliki kelemahan yaitu bagi pelajar terutama siswa perempuan umumnya tekstur ball clay ini masih dianggap kotor bahkan kadang dianggap menjijikkan. Mengakibatkan kotor pada tangan, pakaian, serta tempat kerja. Selain itu ball clay karena memang berbahan tanah liat kebanyakan hanya berwarna seperti warna tanah liat dan tidak disetiap daerah terdapat sentra pengrajin keramik.
Melihat kelebihan dan kekurangan ball clay, para seniman dan penghobi kerajinan berbahan ball clay mulai mencoba mencari alternatif bahan selain ball clay. Bahan tersebut harus memiliki sifat seperti ball clay namun tidak banyak menimbulkan kotor serta warna yang lebih kaya. Sering dengan ditemukannya lilin/malam/plastisin sebagai media berkreasi, mulailah ditemukan ball clay dengan warna yang lebih cerah yaitu ball clay yang dibentuk dari tanah dari berbagai daerah yang memiliki warna tanah yang berbeda pula. Ada tanah liat yang berwarna putih, merah, coklat, hijau kecoklatan, hingga yang berwarna coklat kehitaman.
Berdasarkan pemikiran ingin mendapatkan ball clay yang lebih mudah didapatkan serta mudah dikombinasikan dengan berbagai warna yang lebih menarik, maka mulailah dilakukan pembentukan clay tiruan. Clay mulai dibentuk dari bahan selain tanah liat misalnya : serbuk kayu, tepung, bubur kertas, serbuk limbah organik maupun anorganik lainnya. Dari sini mulai muncul berbagai macam clay yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Clay dari serbuk kayu memiliki sifat kurang liat serta tekstur yang agak kasar dan jika mengering agak ringan. Cocok untuk benda-benda pajangan yang digantung dan bertekstur kasar. Sedangkan Clay dari tepung dibuat dengan berbagai kombinasi tepung. Salah satu clay tepung dibuat dari kombinasi tepung terigu, tepung beras, dan tepung tapioka. Ada juga yang dibuat dengan tepung jagung / maezena yang dikenal dengan istilah corn craft.
Clay dari kombinasi tepung terigu, tepung beras, dan tapioka dan tepung-tepung yang lain dibuat dengan memanfaatkan kelebihan dan kekurangan setiap jenis tepung, misalnya tepung terigu memiliki kelebihan menghasilkan adonan yang lentur, kelemahannya adonan terigu sering kali berongga/ berlapis-lapis serta warnanya yang kurang cerah sehingga agak sulit untuk memcapai bentuk clay yang halus. Tepung beras menghasilkan clay yang bila mengering relatif keras, tetapi kurang lentur, cepat mongering dilapisan luar sehingga mudah retak. Tepung Tapioka menghasilkan adonan yang cerah / putih bersih tetapi kurang plastis /cenderung lengket ditangan. Tepung jagung/maezena menghasilkan clay yang halus namun harganya relatif mahal dibanding tepung yang lain.
A. Ball Clay
Tanah liat bahan ball clay dipilih dari jenis tanah tertentu yang memiliki daya elastis yang baik. Tidak disemua tempat terdapat tanah liat yang baik untuk dijadikan ball clay, oleh karena itu hanya didaerah tertentu pula terdapat sentra pengrajin keramik/gerabah. Tanah liat yang dipakai minimal merupakan tanah lempung yang dicampur pasir untukmengurangi penyusutan saat dikeringkan dan dibakar. Bahkan untuk mendapatkan ball clay yang lebih baik (liat,daya susutnya rendah, warnanya cerah, dan tidak mudah retak ketika dibakar) terkadang ditambahkan bahan yang berasal dari tanah / batuan tertentu misal tanah kaolin/tanah putih.
Proses pengolahan tanah bahan keramik melalui dua cara : cara kering dan cara basah. Tanah dari hasil galian dijemur sampai benar-benar kering, kemudian dihancurkan dengan cara ditumbuk. Setelah hancur tanah disaring dengan saringan/ayakan dengan kerapatan(Mesh) tertentu agar dihasilkan tanah liat yang bebas dari kotoran dan kerikil yang dapat mengganggu proses pembentukan keramik. Langkah selanjutnya adalah menambahkan pasir dan bahan lain misal kaolin yang dilanjutkan dengan menambahkan air secukupnya. Untuk menghasilkan clay yang baik tanah liat yang sudah tercampur air tadi diolah hingga menjadi liat dan mudah dibentuk. Untuk memudahkan mobilitas dan penyimpanan biasanya dibentuk menjadi bola-bola dengan ukuran tertentu. Selain cara di atas, tanah yang didapat dari alam juga dapat diolah dengan cara basah.
Pengolahan tanah dengan teknik basah dilakukan diawali dengan merendam tanah selama minimal sehari semalam. Dengan direndam diharapkan tanah menjadi hancur dan lunak sambil sesekali diaduk untuk memberi kesempatan kotoran keluar dan gelembung-gelembung udara keluar dari tanah. Selanjutnya kotoran-kotoran yang mengambang diambil. Rendaman tanah liat diaduk kemudian disaring sehingga kotoran dan kerikil dapat terpisah dari tanah liat.
Tanah liat yang telah disaring ditambah sedikit pasir untuk mengurangi daya susut saat dikering dan dijenur untuk mengurangi kadar air. Dapat juga untuk mempercepat pengeluaran kadar airnya tanah liat diletakkan diatas balok gips. Ketika kadar air dirasa cukup (Tanah plastis dan liat) tanah dimasukkan kedalam alat pengepres (pugmill) dan selanjutnya dibentuk menjadi seperti bola-bola agar mudah dipindah-pindahkan dan disimpan.
B. Clay dari tepung
Clay dari tepung dapat dibuat dari kombinasi 3 macam tepung yaitu : tepung terigu, tepung beras, dan tepung tapioka. Bahan pelengkapnya adalah lem kayu maksimal 500 gram untuk tepung total seberat 1 kg, benzoat sebagai pengawet/ agar tidak cepat berjamur, tawas untuk mencegah bau. Siapkan tiga macam tepung hingga seberat 1 kg kemudian taburkan tawas dan benzoat. Tambahkan lem kayu ditengah-tengah tepung dan balut lem dengan tepung. Sebaiknya lem tidak menempel langsung pada tempat/ wadah. Tekan-tekan adonan hingga lem dan tepung tercampur rata. Jika terlalu keras tambahkan sedikit air untuk mencapai adonan yang plastis. Sebaiknya lem yang digunakan dimulai dari 30 % nya(volme tepung). Clay tepung yang sudah jadi dibagi-bagi dalam beberapa bagian untuk selanjutnya diberi pewarna. Gunakan pewarna kue cair dengan cara adonan pipihkan dan bentuk seperti mangkok lalu oleskan pewarna dan tekan-tekan hingga pewarna merata. Jika warna yang dikehendaki belum tercapai dapat ditambah pewarna sampai mencapai warna yang diinginkan. Clay yang baik akan mudah dibentuk dan tidak retak-retak ketika dikeringkan serta warnanya tetap cerah ketika sudah mengering.
Dapat juga menggunakan pewarna acrylic atau cat air. Untuk mewarnai clay dengan cat air adonan sebelumnya sebaiknya diberi warna dasar putih.
C. Clay dari Tepung Jagung / Maezena (Corn Craft)
Corn craft atau clay dari tepung jagung dapat dibuat dari tepung maezena yang dibuat sendiri maupun dibeli dari toko bahan kue. Contoh resep pembuatan clay maezena :
Ø 1000 gram maezena
Ø 600 gram lem kayu
Ø 500 gram air
Ø 25 gram minyak goreng
Cara membuat adonan :
1 . Semua bahan dicampur jadi satu dalam wadah plastik (ember) dan diaduk hingga merata.
2. Setelah adonan merata, baru diberi pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan.
3. Pemberian warna dilakukan setetes demi setetes hingga warna yang dikehendaki terbentuk. Khusus untuk warna merah, biasanya akan semakin merona setelah disimpan selama 24jam.
4. Pemberian warna sebaiknya 1 tingkat di bawah warna yang diinginkan karena pada saat produk dikeringkan, warna yang terbentuk akan meningkat 1 tingkat (menjadi lebih gelap atau merona).
Teknik pembentukan Clay
1. Teknik Pembentukan Ball Clay (Keramik)
a. Teknik Pitching / Pijit : Merupakan teknik pembentukan dengan tangan langsung dengan cara menekan-nekan adonan menjadi bentuk yang diinginkan. Teknik pijit menghasilkan benda berbentuk bebas / tak beraturan. Untuk membuat detil karya kadang diperlukan alat bantu berupa butsir ( Seperangkat alat pembentuk detail benda keramik dari bahan kayu dan/atau logam lihat Gambar ) atau misal pisau palet atau alat buatan sendiri dari bahan kayu, logam, maupun plastik.
b. Teknik Putar ; ditinjau dari sumber tenaganya dibagi dua : teknik putar manual dan teknik putaran mesin. Teknik putaran manual ditinjau dari bagian tubuh yang menggerakkan dibagi dua yaitu teknik putaran tangan dan teknik putaran kaki. Teknik putaran kaki dibagi tiga yaitu putaran dengan kaki langsung ( Meja putar rendah ) dan putaran kaki dengan pemberat dari cor semen berbentuk lingkaran dibagian bawah sumbu putar serta putaran kaki dengan memanfaatkan gaya pegas dan tali ( dari bambu lentur/per). Teknik putar menghasilkan benda-benda berbentuk silinder.
c. Teknik Pilin ; yaitu membentuk keramik dengan membuat adonan menjadi pilinan (seperti tali ) terlebih dahulu kemudian disusun sehingga membentuk benda. Bagian bawah dibuatkan alas rata serta bagian dalam dikuatkan dengan adonan yang lebih lunak. Teknik pilin menghasilkan benda keramik dengan permukaan bergelombang seperti susunan tali / tambang.
d. Teknik Slab ; Yaitu pembentukan keramik dengan terlebih dahulu memotong tipis-tipis adonan atau menggilas adonan sehingga menjadi tipis-tipis untuk kemudian dipotong-potong sesuai pola. Pola yang sudah terpotong dirangkai dengan mengkasarkan bagian yang akan disambung dan diberi sedikit adonan lunak kemudian sementara ditahan misal dengan diikat karet. Teknik Slab menghasilkan benda-benda berbentuk persegi.
e. Teknik Cetak ; Teknik cetak digunakan untuk memproduksi benda berbentuk sama dalam jumlah yang banyak dibagi menjadi dua yaitu cetak tuang dan cetak tekan. Teknik Cetak tuang dilakukan dengan memperbanyak air pada adonan clay sehingga menyerupai bubur encer kemudian dituangkan pada cetakan yang dibuat dari bahan Gips. Sifat gips yang cepat menyerap air inilah yang dimanfaatkan untuk menghasilkan ketebalan badan keramik yang dapat terlihat langsung perbedaan bubur clay yang airnya belum terserap dan yang sudah terserap. Bubur clay yang airnya belum terserap cetakan dituangkan kembali ke wadah sehingga yang tersisa hanya bubur clay yang airnya telah terserap. Sebelum digunakan untuk mencetak cetakan keramik terlebih dahulu ditaburi talc dengan maksud agar mudah mengeluarkan keramik dari cetakan. Cetak Tekan dilaksanakan dengan cara terlebih dahulu membentuk adonan clay padat menjadi lempengan / lembaran tipis. Kemudian lembaran clay tipis tersebut diletakkan pada cetakan dan ditekan-tekan sehingga seluruh permukaan cetakan tertempel clay. Dengan teknik cetak tekan ini proses pengeluaran keramik dari cetakan lebih cepat jika dibandingkan dengan teknik ceta tuang.
33.gif 30.gif
2. Teknik Pengerjaan Clay tepung
a. Teknik Pembuatan Adonan
Komposisi Bahan (Untuk Clay Sebesar Genggaman) :
· Tepung Terigu = 1 sdm
· Tepung Beras = 1 sdm
· Tepung Tapioka = 1 sdm
· Lem PVaC(Putih) = 1 sdm
· Natrium Benzoat = 1 (sdm peres dihaluskan)
· Tawas = ½ (sdm dihaluskan)
· Pewarna
Langkah-langkah pencampuran :
· Letakkan alas plastik dimeja kemudian letakkan tiga macam tepung di atas plastic
· Sebelum tiga macam tepung tadi dicampur pastikan untuk mengingat volume satu tepung tersebut baru kemudian tambahkan natrium benzoate dan tawas yang sudah dihaluskan
· Aduk rata tiga macam tepung dan benzoate serta tawas tadi sampai rata.
· Tambahkan lem PVaC (letakkan lem di tengah-tengah tepung dan taburi tepung.
· Aduk dengan cara melipat plastiknya dan tekan perlahan-lahan.
· Jika lem dan tepung mulai tercampur rata tambahkan pewarna (cair) lalu aduk lagi.
· Jika adonan belum menggumpal seperti adonan tanah liat bahan genteng, tambahkan sedikit demi sedikit air lalu aduk kembali sampai adonan Kalis (tidak lengket ditangan).
· Jika adonan tidak langsung digunakan, simpan dalam wadah berongga dan sedikit lubang udara.
· Adonan yang komposisi terigunya lebih banyak menjadi lebih lentur dan halus permukaannya tetapi warnanya agak kusam dan lipatan-lipatan adonan agak sulit dihilangkan.
· Adonan dengan komposisi tepung berasnya
b. Teknik Pembentukan
Clay tepung dapat dibentuk dengan semua teknik yang digunakan untuk membentuk keramik kecuali teknik cetak tuang dan teknik putar. Dalam setiap pembentukan clay dari tepung maupun clay jenis lainnya untuk menghasilkan karya yang baik dan dapat diterima konsumen perlu untuk mengkombinasikan dengan bahan lain misal : mata-mataan, bulu, gantungan, penyangga, pigura, dan lain-lain. Hanya kelemahan Clay dari tepung jika dibandingkan dengan clay tanah liat adalah bila sudah mengeras clay tepung sulit untuk dilunakkan lagi dikarenakan mengerasnya karena lem. Sedangkan clay tanah liat selama belum melalui proses pembakaran walaupun sudah mengeras dapat dilunakkan lagi dengan memercikan air ke seluruh permukaannya.
Tingkat kekerasan adonan harus dibuat menyesuaikan dengan teknik pembentukan yang akan dipilih. Adonan Clay dengan tingkat kekerasan sedang dibentuk dengan teknik pijit dan yang agak keras lebih tepat dekerjakan dengan teknik slab/lempeng. Adonan clay yang paling lunak dan liat (banyak terigunya) cocok dibentuk dengan teknik pilin / coiling. Adonan Clay yang lunak dan unsur tepung berasnya lebih banyak cocok dibentuk dengan teknik cetak.
c. Teknik Penyelesaian Akhir (Finishing)
Untuk menampilkan hasil karya clay tepung yang baik perlu dilakukan proses penyelesan akhir agar clay benar-benar layak digunakan. Beberapa hal yang harus dilakukan sebagai proses penyelesaian akhir antara lain
1. Pengecatan ; cara ini dilakukan bila saat pembentukan belum diwarnai atau belum terlalu detail.
2. Pengkilatan dan perlindungan Cat ; bila menggunakan cat/warna kue maupun cat air perlu dilakukan pelapisan yang dapat memperkuat dan mengkilatkan permukaan Clay misalnya dengan menggunakan vernis atau melamine lack (sejenis cat transparan / bening).
3. Pelapisan dengan menggunakan lem ; hal ini dilakukan dengan tujuan selain membuat permukaan clay mengkilat dof juga memperkuat onstruksi/sambungan dan menyamarkan keretakan permukaan.
4. Kemasan ; karya clay yang telah mencapai tingkat kekeringan maksimal perlu dikemas bila akan dipasarkan agar tidak rusak saat pengangkutan maupun perubahan cuaca.
Dari berbagai bentuk karya Clay dari tepung kebanyakan ukurannya kecil / mini hal ini dikarenakan untuk membuat kesan unik karya. Semakin kecil karya semakin unik dan menarik. Hampir semua model kerya clay bermula dari bentuk-bentuk dasar umum seperti berikut :
3. Teknik pembentukan Clay Maezena (Corn Craft)
Ø Setiap kali membentuk kreasi dari adonan maezena clay, telapak tangan sebaiknya selalu diolesi dengan sedikit minyak goreng, agar adonan tidak lengket dan lebih mudah dibentuk
Ø Jika selama berkreasi, adonan agak mengering, karena terlalu lama terkena udara diluar wadahnya, tambahkan sedikit lem putih atau air agar adonan kembali kenyal.
Ø Setiap kali membentuk adonan yang berbeda warna, telapak tangan harus dicuci bersih dadikeringkan, agar warna adonan yang melekat di telapak tangan tidak bercampur dengan adonan yang lain.
Ø Untuk dapat membentuk berbagai kreasi dapat di kembangkan dari bentuk-bentuk dasar seperti pada gambar.

• Untuk dapat membentuk berbagai kreasi dapat di kembangkan dari bentuk-bentuk dasar berikut :

Downloads Clay versi Pdf Di sini
selamat mencoba