Senin, 01 Maret 2010

Kreasi Daun Mangga


KERAJINAN DARI DAUN MANGGA
(Membuat benda Kerajinan dari bahan limbah organic)

Limbah atau bahan sisa yang dibuang menjadi sampah yang seakan tak berguna, bahkan kalau dibiarkan akan terus bertambah sejalan dengan banyaknya masyarakat yang membuang sampah. Akibatnya pemukiman menjadi kurang nyaman, timbul berbagai penyakit, dan sampah yang menggunung dapat menyumbat saluran pembuanyan air sehingga terjadi banjir. Setiap tahun permasalahan tentang sampah terus bertambah. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi timbunan sampah yang semakin lama semakin banyak sampah yang sulit dihancurkan oleh bakteri pengurai dalam tanah. Peran serta tangan manusia untuk mengurangi timbunan sampah, mempercepat penguraian sampah menjadi sangat mendesak.
Pemulung memiliki peranan mengurangi timbunan sampah. Lebih manusiawi bila masyarakat memiliki kesadaran cara membuang sampah yang baik dan benar. Sehingga memungkinkan pemngelolaan limbah/ sampah yang lebih mudah. Mesin pengolah limbah sangat diperlukan untuk mengurangi tumpukan sampah. Kebiasaan masyarakat membuang sampah tanpa mengelompokkan sampah agar mudah pengolahannya masih sangat rendah. Menyikapi hal tersebut pemerintah menggalakkan gerakan 3 R (Menggunakan yang masih dapat digunakan lagi / Re Use, Mendaur ulang yang dapat didaur ulang/Re Cycle, Serta melakukan penghematan sumber energi dan menghancurkan limbah yang sudah tidak dapat digunakan dan didaur ulang agar cepat dapat diuraikan bakteri pengurai dalam tanah/Re Duce). Dari program yang dicanangkan pemerintah tersebut perlu ditambah lagi yaitu memanfaatkan limbah untuk kegunaan lain yang lebih bermanfaat dan mendatangkan nilai ekonomi dari sekedar Reuse atau Re Cycle, misalnya menggunakan bahan baku limbah untuk menghasilkan karya kreatif dan unik.
Menggunakan limbah sebagai bahan baku benda kreatif dan unik memang tidak mudah, tetapi yang lebih diperlukan adalah ketekunan dan ketelatenan. Pengetahuan karakteristik limbah sangat penting. Pemanfaatan limbah organik dan limbah unorganik memiliki cara yang berbeda. Limbah organik atau limbah yang dapat diuraikan oleh bakteri pengurai dalam tanah dalam waktu yang tidak terlalu lama. Limbah organik banyak yang berasal dari alam langsung misal daun-daunan, kayu, dan lain-lain. Limbah unorganik merupakan limbah bukan alami yang umumnya produk pabrikan yang dalam pengolahannya menggunakan teknologi tinggi serta menggunakan bahan kimia yang sulit diuraikan oleh bakteri pengurai dalam tanah. Limbah organik dalam volume kecil tidak akan terlalu merisaukan, namun bila jumlahnya besar perlu mendapat perhatian. Limbah unorganik perlu mendapat perhatian lebih besar. Disinilah peranan orang-orang kreatif agar limbah yang tadinya tak berguna dan menggangu kenyamanan hidup berubah menjadi barang yang bernilai seni dan membuat hidup menjadi nyaman.
Sedikit pengetahuan tentang seni diperlukan untuk mengolah limbah agar menjadi karya yang bernilai. Pengetahuan seni tidak terbatas pada pendidikan seni dibangku sekolah namun juga dari proses apresiasi seni yang telah ada sebelumnya. Untuk menjadi kreatif seseorang perlu memiliki sifat ingin tahu dan ingin mencoba yang tinggi, sehingga mampu menghasilkan ide-ide yang selalu berbeda dari sebelumnya

Seni Rupa Murni
Seni rupa murni/ seni murni merupakan karya seni rupa yang dibuat sebagai media ekspresi cita rasa seni seniman pembuatnya. Sebagai media ekspresi seni rupa murni tidak terkait fungsi atau kegunaan karya yang akan/telah tercipta atau dapat dikatakan bahwa seni rupa murni memiliki tingkat kebebasan ekspresi yang luas baik dari seni gagasan, teknik pembuatan maupun bahan yang harus digunakan. Gagasan seni murni tidak selalu menyerupai figure tertentu tetapi juga sering tanpa adanya figure yang jelas. Karya seni murni yang menampakkan suatu figure tertentu disebut seni figurative, sedangkan seni rupa murni yang tidak menyerupai figure tertentu disebut seni non figurative(abstrak).

Seni terapan : karya seni rupa dapat diterapkan atau dipakai/digunakan. Dengan kata lain, seni rupa terapan yang dimaksud adalah seni rupa yang memiliki fungsi tertentu. Seni rupa terapan meliputi semua karya seni rupa yang memiliki fungsi/kegunaan tertentu dalam kehidupan manusia seperti contoh di atas. Seni kriya: termasuk karya seni rupa terapan, karena hampir semua hasil karya seni kriya memiliki nilai kegunaan tertentu atau dapat diterapkan dalam kehidupan manusia. Sebutan lain seni kriya ialah seni kerajinan.
Kriya = pekerjaan tangan atau kerajinan tangan (handy craft). Seni kriya ialah seni rupa yang tercipta dengan membutuhkan kemampuan kekriyaan (Craftmanship). Kemampuan kekriyaan ialah keahlian, kecakapan dan keterampilan yang tinggi dalam pertukangan/pengrajin. Sebutan ini memiliki pengertian yang lebih luas daripada seni kerajinan.
Seni kerajinan yaitu seni rupa yang berupa barang-barang dengan mengutamakan kerajinan, kerapian, kecermatan, dan bemilai seni. Seni kerajinan seni kriya merupakan cabang seni rupa penghasil sebagian besar barang-barang pakai. Hasil karya seni kriya menurut bahan dan teknik pembuatannya dibedakan meliputi antara lain:
1 . Kerajinan kayu:
a. Bahan : kayu, rotan, bambu
b. Teknik : Teknik kerja bangku/manual, ukir/pahat, scroll, bubut, anyam, teknik kerja mesin, dan CNC (Computer Numerically Controll)
b. Produk : Mebelair, Relief,mainan, peralatan rumah tangga, souvenir,dan lain-lain.
2. Kerajinan logam:
a. Bahan : emas, perak, tembaga, aluminium, perunggu, besi, seng, kuningan, dan lain-lain.
b. Teknik : Teknik potong tekuk, las, patri keras, patri lunak, ukir, cor/cetak, etsa, bubut, CNC.
c. Produk : perhiasan, alat-alat rumah tangga, perkakas pertukangan, alat-alat/bahan bangunan, dan sebagainya.
3. Kerajinan Kulit
a. Bahan : Kulit mentah, kulit tersamak, kulit sintetis,serta kulit pohon atau dari bagian dari pohon yang memerlukan perlakuan seperti kulit missal pelepah pisang, pelepah pinang, serta daun-daunan.
b. Teknik : Potong dan rekat, jahit manual dan masinal, anyam, emboss, pahat, dll
c. Produk : barang-barang mebelair, perlengkapan bangunan, alat-alat rumah tangga, souvemir, dll.
4. Kerajinan tenun/tekstil:
a. Bahan : kain, benang, serta bahan alami yang memerlukan perlakuan seperti kain atau benang.
b. Teknik : Teknik Jahit, batik, sablon, macramé, tenun, rajut, sulam,bordir, smock dan lain-lain
c. Produk : tenunan kain,taplak meja, syal, tas, kaos, sarung, dan lain-lain
5. Kerajinan tanah Liat (keramik):
a. Bahan : tanah liat, bahan pewarna, glazuur.
b. Teknik : Pijit, pilin/coil, Slab/lempeng, cetak tekan, cetak tuang, putar manual dan mesin
c. Produk : alat-alat rumah tangga, bahan bangunan, gerabah, souvenir, dan sebagainya,

Dari uraian diatas dapat disimpulkan pemanfaatan daun mangga sebagai bahan kerajinan termasuk dalam kelompok kerajinan kulit. Berikut cara pemanfaatan salah satu limbah organik yaitu daun mangga.

Bahan dan Alat Kerajinan daun Mangga

Daun mangga

Sebaiknya memilih daun mangga yang berjatuhan di tanah, mulai dari yang berwarna kuning sampai cokelat yang benar-benar kering. Ukuran daun disesuaikan kebutuhan Anda. Daun yang masih berwarna hijau juga bisa digunakan, hanya membutuhkan waktu lebih lama ketika perebusan (dikarenakan di dalamnya masih banyak ternyimpan zat hijau daun). Sebaiknya dibiarkan dulu sampai daun berwarna cokelat.

Kompor

Digunakan untuk memasak atau merebus daun-daun kering yang telah dipilih dan siap diolah.

Baskom/ember plastilk
Digunakan sebagai wadah untuk merendarn daun-daun kering pada waktu pernbersihan dan permutihan.

Panci
Sebaiknya pilih yang terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) atau panci besi yang berlapis cat. Panci yang terbuat dari alumunium akan terkikis oleh larutan soda api pada saat pemasakan.

Gayung air
Perlengkapan mandi ini dipakai untuk menakar banyaknya air yang dibutuhkan dan sebagai perbandingan dengan bahan kimia yang akan dicampurkan.

Pengaduk/sendok makan

Selain sebagai pengaduk,juga digunakan untuk menakar bahan kimia (seperti kaporit dan soda api saat dilarutkan ke dalam air). Gunakan sendok yang terbuat dari baja tahan karat (stainless steel).

Peralatan jahit

Mesin jahit, benang, dan gunting mutlak dimiliki bagi yang tidak menggunakanjasa penjahit luar.

Alat tulis dan penggaris
Digunakan untuk mengukur lembaran daun dan membentuk pola yang .akan dikerjakan.

Kuas
Digunakan untuk mengoleskan lem putih, resin, vernish, dan untuk mewarnai lembaran daun yang akan dibentuk pola. Mudah dibeli di toko buku dan toko bahan bangunan. Miliki beberapa kuas untuk masingmasing bahan dan warna. Gunakan kuas lukis no.12 untuk mengoleskan lem putih.

Setrika
Digunakan untuk merapikan daun yang melengkung atau menggulung ketika daun mengering (setelah diangin-anginkan). Berfungsi juga untuk merapatkan setiap sambungan helaian daun dalarn bentuk lembaran.

Lem panas/tembak
Digunakan untuk merekatkan pola-pola yang prosesnya menggunakan lem. Ada beberapa merek dengan harga yang sangat terjangkau berkisar antara Rp5.000 s/d Rp7.000. Lem panas bisa diperoleh di toko bahan bangunan, toko buku, toko peralatan listrik, dan supermarket.

Sikat
Digunakan untuk membersihkan lem putih yang menempel pada bidang yang dipakai sebagai alas saat perekatan lembaran daun. Misalnya pada lantai, daun, kaca, dan triplek.

Tang mata ayam
Digunakan untuk membuat lubang dan memasang mata ayam pada kerajinan yang akan digantungkan atau diberi pengait (seperti cermin gantung). Alat ini bisa dibeli di toko perlengkapan jahit.

Tang jepit

Dipakai untuk menjepit kawat pada pembuatan barang kerajinan yang memerlukan kawat, seperti pembuatan tangkai tiruan.

Jangka
Digunakan untuk pembuatan pola yang berbentuk bulat atau setengah bulatan.

Air bersih

Digunakan untuk membersihkan daun-daun kotor, melarutkan bahan kimia, pemasakan, pernbersihan sisa bahan kimia, dan mencuci peralatan sehabis pakai.

Soda api (natrium hidroksida)

Bahan kimia ini digunakan untuk memasak daun-daun yang akan dipakai. Soda api bisadibeli di toko bahan kimia dan beberapa toko bahan bangunan yang dijual dalam satuan kilogram. Pilih yang berupa serpihan-serpihan padat berwarna putih.

Kaporit
Digunakan untuk memutihkan daun setelah dimasak. Kaporit berbentuk serbuk putih halus, dijual dalam satuan kilogram dan bisa dibeli di toko bahan kimia.

Hypochlorit

Pemutih berupa cairan yang dijual dalam satuan kilogram, dijual di toko-toko bahan kimia.Larutan berwarna bening ini dipakai untuk memutihkan daun. Dijual dalam satuan

Resin
Cairan kental ini digunakan untuk mengeraskan daun dan memberi kesan plastik. Tersedia di toko bahan kimia, pilih yang berwarna bening dan bermutu baik. Ketika membeli resin harus berikut katalisnya yang dijual terpisah. Selain di toko bahan kimia, resin termasuk katalisnya bisa diperoleh di beberapa toko bahan bangunan, biasanya dikemas dalam botol.

Vernish
Cairan pelapis untuk memberi kesan mengilap pada hasil akhir. Tersedia di toko bahan bangunan. Sebaiknya pilih vernish yang bermutu baik.

Pewarna

Bila Anda menginginkan hasil yang daunnya beraneka warna, beberapa jenis pewarna bisa Anda pilih. Seperti poster color, wantex (pewarna kain), cat sablon, dan cat semprot kaleng.

Thinner
Banyak tersedia di toko cat dan bahan bangunan. Cairan ini dipakai untuk mengencerkan vernish jika terlalu kental, mencuci Was dan tangan yang terkena resin, serta membersihkan bercak-bercak cat semprot yang mengotori dinding atau lantai.

Kancing rekat
Digunakan sebagai penutup pada pembuatan dompet dan tas tangan. Mudah diperoleh di toko perlengkapan jahit dan beberapa toko buku.

Daun resleting
Mudah diperoleh di toko perlengkapan jahit dan toko bahan tas, dapat dibeli dalam satuan meter. Gunakan daun resleting no.5 untuk pernbuatan tas. Ingat, beli kepala resleting dengan ukuran yang sama dengan daun resleting.

Pernak-pernik

Ragam pernak-pernik mudah diperoleh di toko perlengkapanjahit dan beberapa toko buku. Padu-padankan pernak-pernik yang sesuai dengan karya yang dibuat.

Cermin

Mudah diperoleh di toko bahan bangunan dan toko kaca. Untuk bentuk bulat, sebelum membeli sebaiknya membuat pola terlebih dahulu pada selembar kertas tebal, lalu gunting sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Cincin tali tas
Banyak dijual di toko perlengkapan bahan tas dan beberapa toko peralatan jahit. Tersedia bentuk logam dan plastik, digunakan untuk penyambung bagian utama tas dengan tali atau pegangat! tas.

Mata ayam
Berupa bulatan dengan berbagai ukuran, terbuat dari logarn tembaga, kuningan, alumunium, dan besi. Mudah diperoleh hampir di semua toko perlengkapan jahit.

Busa ati
Bahan ini banyak digunakan sebagai alas sandal dan sepatu,juga bisa dipakai sebagai lapisan dalam tas. Bisa dibeli di toko perlengkapan tas, sepatu, dan beberapa toko perlengkapan jahit dalam satuan lembaran.

Plastik mika
Digunakan sebagai lapisan luar tas, terutama pada pernbuatan dengan cara penjahitan dibalik, tujuannya untuk mencegah kerusakan. Mika bisa dibeli di toko plastik.

Pemasakan/Perebusan

Daun-daun mangga tua yang berserakan, apalagi yang benar-benar kering tidak bisa dibentuk karena mudah robek dan mudah patah di bagian tulang tengah daunnya. Supaya bisa dibentuk, harus dimasak dengan bantuan sedikit bahan kimia (untuk menghilangkan zat hijau daun yang tersisa). Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Masukkan air bersih beberapa gayung ke dalam panci, tambahkan soda api. Setiap satu gayung air, masukkan dua sendok makan soda api.
2. Aduk memakai sendok sebentar, lalu masukkan kumpulan daun kering. Masukkan daun dengan cara ditekuk mengikuti bentuk panci agar memuat daun lebih banyak.
3. Masak di atas api kompor dengan nyala sedang. Perlahan air rebusan berubah warna menjadi kecokelatan. Tenggelamkan daun yang mengambang memakai sendok. Masak sampai air mendidih sambil sesekali menenggelamkan daun yang tidak terendam. Kerjakan secara hati-hati agar daun tidak sobek.
4. Angkat panci setelah daun layu dan berubah warna menjadi cokelat pekat. Biarkan rebusan daun sampai dingin.
Pengerjaan Dasar
Sebelum membuat pola yang diinginkan, beberapa tahap dasar yang harus dikerjakan sebagai berikut.
1. Rebus daun dengan larutan soda api, angkat, dan biarkan hingga dingin
2. Rendam dalam air bersih lalu rendam lagi dalam larutan kaporit.
3. Cuci bersih kotoran yang masih melekat atau serbuk kaporit yang menempel pada daun.
4. Rendam dalam larutan hypochlorit sompai berwarnaputih bersih.
5. Rendam dalam air bersih untuk menghilangkan laruton hypochlorit pada daun. Angin-anginkan sampai kering.
6. Susun daun membentuk lembaran sesuai kebutuhan

Pemutihan

Ada tiga bahan kimia yang digunakan dalam pemutihan, Anda boleh memilih salah satu atau ketiganya. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Buang rebusan air hasil pemasakan daun.
2. Siapkan air bersih dalam baskom atau ember.
3. Masukkan lembaran daun ke dalam ember berisi air bersih. Diamkan selama 30-60 menit agar cairan.bekas rebusan yang terasa licin pada daun larut bersama air bersih.
4. Buang air rendaman yang berwarna cokelat, ulangi sekali lagi. Bila perlu, rendam sampai bersih karena semakin bersih akan mempercepat jalannya pemutihan.
5. Siapkan wadah berisi air bersih, tambahkan serbuk kaporit. Perbandingannya, setiap 2 gayung air ditambah 1 sendok makan serbuk kaporit. Aduk sampai larut.
6. Masukkan daun ke dalam larutan kaporit sampai benar-benar terendam. Lamanya pemutihan 6-12jam.
Dari perendaman kaporit bisa langsung dibersihkan untuk selanjutnya menuju tahap pengeringan atau direndam ke dalam larutan pernutih lainnya (H 2 0 2 atau hypochlorit). Lama perendaman 2-10jam.
Masing-masing hasil pemutihan dari ketiga bahan pemutih sebagai berikut.
• Kaporit, menghasilkan warna putih kecokelatan sampai putih dengan tulang tengah daun berwarna tetap cokelat hingga putih.
• Larutan H2O2 berubah menjadi putih kekuningan termasuk tulang tengah daunnya.
• Dari kaporit ke hypochlorit menghasilkan warna putih bersih.
Pemutihan bisa dilakukan langsung dengan hypochlorit atau H2O2 tetapi sebaiknya diberi kaporit terlebih dahulu untuk menghemat pemakaian bahan pemutih cair. Berikut perbandingannya:
Air dan hypochlorit : 4 - 6: 1
Air dan H2O2 : 4 - 6: 1
Perlu diperhatikan, ketika merendam dengan serbuk kaporit sebaiknya bersihkan terlebih dahulu sebelum direndam ke pemutih lain. Hasil dari penggunaan lebih dari satu pemutih adalah daun lebih lemas. Sebagai catatan, penulis hanya menggunakan satu._pemutih saja, yaitu serbuk kaporit.

Pengerjaan Dasar

Tahap-tahap pembuatan kerajinan,dari daun mangga sebagai berikut.
Pengumpulan Daun

Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
1. Hanya menggunakan daun yang berguguran di tanah.
2. Pilihlah daun yang benar-benar kering, ditandai dengan warna kuning sampai cokelat tua.
3. Pilihlah daun yang masih bagus, tidak sobek, atau berlubang di bagian tengah dan pinggirannya.
4. Kumpulkan daun sebanyak yang anda butuhkan.

Pembersihan Awal

Daun-daun yang dikumpulkan sebaiknya tidak langsung diolah, bersihkan dahulu dengan cara berikut.
1. Pisahkan daun menjadi dua bagian, yang bersih dan yang kotor.
2. Rendam kumpulan daun kotor dalam ember berisi air bersih beberapa saat agar kotoran yang melekat mudah dibersihkan.
3. Bersihkan lembaran daun kotor dari tanah dan noda-noda hitam yang melekat memakai ibu jari tangan. Pembersihan ini penting karena ketika tahap pemutihan, noda-noda akan terlihat jelas dan lebih sulit dibersihkan.
4. Setelah dibersihkan, daun bisa langsung dimasak atau digunting untuk membuang tulang tengah daun. Langkah ini tergantung pada barang yang akan dibuat.

Pembersihan Akhir
Setelah perendaman dengan larutan kaporit, daun harus dibersihkan sekali lagi agar hasilnya lebih bagus. Noda-noda hitam yang terlewat pada pembersihan sebelum perebusan akan terlihat. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Siapkan dua wadah berisi air bersih.
2. Ambil satu helai daun dari rendaman kaporit, celupkan ke dalam salah satu wadah air bersih untuk melepas serbuk kaporit yang menempel.
3. Masukkan ke dalam wadah berisi air bersih berikutnya sambil membersihkan noda-noda hitam dan serbuk kaporit yang masih melekat pada semua bagian daun mangga dengan memakai ibujari dan telunjuk. Lakukan hingga helaian daun tidak terasa licin, hati-hati jangan sampai merobek daun.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 pada semua helai daun.
5. Pembersihan atau tepatnya perendaman dengan air bersih juga harus dilakukan setelah pernutihan menggunakan pemutih cair. Caranya, masukkan helai demi helai daun ke dalam air bersih, diarnkan beberapa saat sekitar 5-10 menit agar cairan kimia yang melekat larut, lalu buang airnya.

Pengeringan
Pengeringan sebaiknya dengan cara diangin-anginkan saja,jangan terkena sinar matahari secara langsung. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Letakkan setiap helai daun pada permukaan yang cukup luas dan bersih selama sekitar 2 jam.
2. Daun yang mengering bentuknya akan terlihat menggulung atau melengkung.
3. Setrika daun yang menggulung supaya rapi, sebaiknya disetrika pada satu permukaan saja (bagian atas).
4. Pengeringan bisa dilakukan pada malam hari supaya helaian daun

Perekatan dan Pelapisan Luar
Helaian daun disusun dan direkatkan satu sama lain memakai lem putih hingga membentuk lembaran yang nantinya bisa dipola dan digunting sesuai keinginan. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Pilih helaian daun yang ukuran panjangnya sama.
2. Baluri sebagian lembaran daun dengan lem putih mernakai kuas lukis no.12.
3. Ambil selembar daun lalu rekatkan satu sama lain.
4. Kerjakan untuk daun-daun berikutnya sehingga membentuk sebuah lembaran dengan tampilan seragam. Semua permukaan bagian atas daun menghadap ke arah Anda.
5. Diamkan lembaran sampai lemnya benar-benar kering.
6. Setrika lembaran dengan cara ditekan, bukan digosok, supaya setiap sambungan rapat dan lembaran menjadi rapi.
7. Gunting setiap sisi lembaran hingga membentuk persegi yang rapi pada masing-masing pinggirannya.
8. Baluri kembali permukaan lembaran daun bagian atas dengan lem putih agar lembaran daun menjadi kuat dan lentur.
9. Diamkan lembaran sampai lemnya benar-benar kering dan setrika kembali (dengan cara ditekan-tekan). Lembaran siap dipola.

Pewarnaan
Lembaran warna daun hasil pemutihan nampak indah dan guratan tulang daun sangat unik sehingga warna putih polos berkesan alami. Jika Anda suka, lembaran daun bisa diwarnai sesuai dengan selera. Ada beberapa jenis pewarna yang bisa Anda coba. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Bila menggunakan cat sablon, campurkan pewarna dengan lem putih sampai tercampur sempurna. Balurkan pada lembaran daun (langkah perekatan no.8).
2. Jika menggunakan pewarna kain (wantex), rebus setelah daun dibersihkan. Biarkan dingin, cuci, lalu keringkan.
Setelah pelapisan dengan lem putih, lembaran polos dan berwarna bisa langsung dibuat pola. Namun, untuk barang yang berpeluang sering dipegang, disarankan dilapisi kembali dengan cat semprot kaleng warna bening agar tahan air.
Daun mangga kering yang dikumpulkan tersebut terlebih dahulu dibersihkan. Daun kering tersebut kemudian direbus bersama campuran zat kimia untuk menghilangkan zat klorofil dan agar tidak mudah robek. Setelah satu hingga dua jam perebusan, daun-daun tersebut diangin-anginkan dan disetrika. “Kemudian daun-daun tersebut direkatkan dengan lem kayu sesuai dengan pola produk yang ingin dihasilkan. Setelah itu dilapisi lem lagi,” ujar Doni seorang mahasiswa Unpad Bandung. Download Kreasi dari Daun Mangga Klik Disini Jika download tidak berjalan otomatis copy link ini ke URL : http://www.ziddu.com/download/8795760/KreasidariDaunMangga.pdf.html