Selasa, 12 Februari 2013

LUKIS KACA


MELUKIS PADA PERMUKAAN KACA
                                                            Oleh : Nurhadi, S.Pd.
Melukis pada permukaan kaca berbeda dengan lukis kaca pada umumnya.... Pada lukis kaca cat dilukiskan dari bagian belakang kaca dan keindahannya dinikmati dari depan atau arah sebaiknya, sehingga bila ada unsur obyek lukisan yang memiliki arah hadap tertentu pelukis harus melukisnya dengan arah hadap yang berkebalikan. Selain itu juga susunan warna yang saling tumpang tindih urutannya harus dimulai dari warna yang paling depan. Lukis kaca tradisional paling populer berasal dari Jawa Tengah dengan obyek wayang dan dari Cirebon Jawa Barat dengan motif mega mendung. Kaca memiliki sifat fisik antara lain : kaku, rata, halus dan licin, tembus cahaya, mudah pecah, tajam pada bagian sudutnya. Sifat atau karakter kaca tersebut dimanfaatkan pada lukis kaca konvensional untuk menghasilkan lukisan yang lebih indah dinikmati dari balik bidang lukis. Tetapi bagi sebagian orang (seniman ) teknik ini menjadi kesulitan tersendiri disebabkan antara lain : 1) warna harus dimulai dari yang paling depan 2) Cat tidak boleh terlalu encer 3) Obyek dengan arah hadap tertentu harus dilukis sebaliknya. Oleh karena itu dikembangkan lukis kaca yang mampu mengurangi tingkat kesulitan tersebut dengan cara melukis pada permukaan kaca dan dilihat dari arah sang pelukis. Disamping itu juga dengan mengadopsi teknik pewarnaan gaya lukis kaca Cirebon yaitu gradasi warna dan dipadukan dengan outliner dari bahan timbul. Dengan kreasi ini diharapkan lukis kaca menjadi mudah dipelajari terutama bagi pemula. Salah satu kreasi lukis pada permukaan kaca adalah seperti uraian berikut : A. Bahan 1. Kaca polos dengan ketebalan 3 mm yang sudah dibersihkan 2. Kertas gambar untuk membuat sketsa. 3. Pasta Clay Tepung ( Tepung terigu, lem PVAc/Kayu, natrium benzoat/pengawet) 4. Cat besi/kayu ( warna primer dan putih / sesuai rancangan warna) 5. Tiner B / B Spesial ( untuk mengencerkan cat) 6. Cat Clear sebagai pelindung warna. 7. Pigura B. Alat 1. Pensil, penghapus, penggaris (untuk membuat sketsa). 2. Isolasi atau double tape (untuk menempelkan sketsa pada belakang kaca) 3. Gelas/mangkok kecil, stick kayu (untuk membuat adonan pasta clay ). 4. Kantong plastik tebal / botol plastiki kecap kecil dengan tutup kerucut ( untuk menampung pasta clay dan melukiskannya pada kaca/ membuat outliner ). 5. Isi cutter / sepotong plat kecil ( misal plat penyangga obat nyamuk bakar) untuk merapikan outliner. 6. Palet / gelas plastik untuk mengencerkan dan mencampur cat sebelum dituangkan ke kaca yang telah diberi outliner. 7. Kuas ( untuk meratakan cat pada bagian sudut sempit ) 8. Gergaji, palu, meteran, siku tukang ( untuk membuat pigura ) C. Proses Pembuatan 1. Buat sketsa pada kertas yang seukuran dengan kaca. Rancangan warna merupakan komposisi warna gradasi bertingkat seperti gaya lukis kaca cirebon yang dilengkapi garis batas yang tebal untuk setiap perbedaan tingkatan warna. Sketsa dapat dibuat secara manual/digambar langsung maupun dibuat dengan komputer. 2. Letakkan sketsa dibawah kaca dan isolasi disalah satu sisi kaca, lalu letakkan pada meja yang datar/rata. 3. Membuat pasta clay tepung : a. Ambil segumpal lem PVAc/kayu lalu masukkan ke dalam botol bekas air mineral dan tambahkan sedikit air kemudian kocok sampai menjadi seperti susu kental/bubur encer. b. Tuangkan setengah gelas lem yang telah diencerkan kedalam mangkok/gelas lalu tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai menjadi pasta clay (seperti pasta gigi). c. Tambahkan pewarna (Cat air/poster/tinta) sampai warna outliner yang diinginkan tercapai. d. Masukkan ke dalam plastik / botol plastik kecap dan tutup dengan kerucutnya. e. Sebelum digunakan gunting pada sudut plastik / ujung kerucut botol kecap plastik. 4. Bersihkan permukaan kaca lalu Lukiskan outliner pada kaca sesuai garis sketsa yang tampak sampai seluruh garis tertutupi oleh outliner. 5. Rapikan outliner dan pastikan seluruh tingkatan warna dikelilingi outliner / tidak ada garis outliner yang putus termasuk sepanjang tepi kaca. 6. Tunggu sampai outliner agak mengeras dengan cara dijemur. Saat menjemur pastikan tidak ada kotoran yang mengenai kaca lukis. 7. Mewarnai karya : a. Tuangkan cat putih pada gelas dan encerkan dengan tiner bila perlu. b. Tuangkan warna putih pada bagian-bagian lukisan yang berwarna putih. c. Ratakan cat pada dengan cara menggoyang kaca perlahan atau dengan menggunakan kuas pada sudut-sudut yang warnanya belum rata. d. Tambahkan sedikit demi sedikit warna primer/sekunder pada sisa warna pada gelas untuk membuat gradasi warna kemudian tuangkan pada kaca sesuai rancangan warna yang diinginkan sampai seluruh bidang kaca tidak ada yang kosong. e. Biarkan warna mengering (lebih kurang 6 jam / tergantung kualitas cat dan tiner yang digunakan untuk mengencerkan cat) 8. Finishing : a. Semprotkan cat warna bening / clear secara merata pada permukaan lukisan dan biarkan kering ( lebih kurang 30 menit ). b. Setelah kering perhatikan karya lukis kaca dari arah depan dan belakang secara teliti, putuskan dari arah mana karya tampak lebih indah. c. Bila karya tampak lebih indah dilihat dari arah saat melukis maka lukisan dapat langsung dipigura. d. Bila karya tampak lebih indah dari arah berlawanan saat melukis, maka lapisi bagian yang di cat dengan triplek atau karton lalu baliklah dan pigura. Downlods selengkapnya ... Lukis Kaca